IBD BAB 9-11
Dosen : Jhon Hendri
Fakultas Psikologi Jurusan Psikologi
Universitas Gunadarma
PTA/2016-2017
BAB 9
Manusia dan Tanggung Jawab
9.1 Pengertian
Tanggung Jawab
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia
adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,mananggung segala sesuatunya,
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di
sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati,
artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti
dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka
ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung
jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan
dari sisi kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia
beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari
akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain
memerlukan mengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
9.2 Macam-macam
Tanggung Jawab
Tanggung
jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya.
Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
9.2.1 Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri
menuntut kesadaran setiapp orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam
mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri. Contohnya: Rudi
membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-bentar ia melihat ke jalan tetap
juga ia lengah dan terperosok ke sebuah lubang. Ia harus beristirahat diruma
beberapa hari. Konsekuensi tinggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung
jawab ia sendiri akan kelengahannya.
9.2.2
Tanggung Jawab kepada Keluarga
Keluarga
merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan
anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut
nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Contohnya: Dalam sebuah keluarga
biasanya memiliki peraturan-peraturan sendiri yang bersifat mendidik, suatu hal
peraturan tersebut dilanggar oleh salah satu anggota keluarga. Sebagai kepala
keluarga (Ayah) berhak menegur atau bahkan memberi hukuman. Hukuman tersebut
merupakan tanggung jawab terhadap perbuatannya.
9.2.3 Tanggung Jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa
hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi denhan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan
anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab tersebut. Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat. Contohnya: Safi’i terlalu congkak dan sombong, ia mengejek
dan menghina orang lain yang mungkin lebih sederhana dari pada dia. Karena ia
termasuk dalam orang yang keya dikampungnya. Ia harus bertanggung jawab atas
kelakuannya tersebut. Sebagai konsekuensi dari kelakuannya tersebut, Safi’i
dijauhi oleh masyarakat sekitar.
9.2.4
Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa setiiap
manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir,
berbuat, bertindak, bertinggah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara. Contohnya: Dalam novel “Jalan Tak Ada Ujung” karya Muchtar
Lubis, Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri
barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus
pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kali perbuatan itu diketahui ia
harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
9.2.5
Tanggung Jawab Terhadap Allah Swt
Allah SWT menciptakan manusia di bumi ini
bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya, manusia
mempunyai tanggung jawab langsung terhadap perintah Allah SWT. Sehingga
tindakan atau perbuatan manusia tidak bisa lepas dari pengawasan Allah SWT yang
dituangkan dalam kitab suci AlQur'an melalui agama islam. Pelanggaran dari
hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingati oleh Allah dan jika dengan
peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukannya maka Allah
akan melakukan kutukan. Contohnya: Seorang muslim yang taat kepada agamanya
maka ia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan kepada Allah. Karena ia
menghindari hukuman yang akan ia terima jika tidak taat pada ajaran
agama. kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah SWT, adalah
memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan padanya. Karena
pada hakekatnya,kehidupan inipun merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh
karenanya, seorang
mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah.
mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah.
9.3
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud
tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran dan pendapat sebagai perwujudan kesetiaan,
atau suatu kesetiaan yang di lakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu ada hakekatnya yaitu rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras seharian penuh itu untuk mencukupi kebutuhannya. Lain halnya jika kita hanya membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya sebuah bantuan saja.
Pengabdian itu ada hakekatnya yaitu rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras seharian penuh itu untuk mencukupi kebutuhannya. Lain halnya jika kita hanya membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya sebuah bantuan saja.
Pengorbanan
berasal dari kata korban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti
pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengharapkan suatu imbalan
maupun pamrih dari orang lain.
9.3.1 Perbedaan
Pengabdian dan Pengorbanan
Perbedaan
antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanannya. Antara sesama kawan sulit di katakannya
pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatnya,
tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa bentuk harta, benda,
pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengabdian lebih banyak
menunjukan kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjukan
kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya dan
waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut suatu pengorbanan, tetapi pengorbanan
belum tentu menuntut suatu pengabdian.
BAB 10
Manusia
dan Kegelisahan
10.1 Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan adalah hal
yang tidak terduga rupanya, bisa dirasakan sebelum sesuatu hal terjadi pada
saat hal itu terjadi, atau bahkan setelah hal itu terjadi. Sekarang bagaimana
kita dapat mengendalikan kegelisahan itu agar tidak berlarut-larut dan
menimbulkan efek yang justru mengganggu kehidupan dan perasaan kita. Jadi
setiap ada hal apapun yang membuat kita gelisah maka kita harus bersugesti hal
yang baik agar membuat kita tenang, dan selalu mengambil hikmah dari apapun
yang terjadi. Efek kegelisahan bisa timbul karena ada perlakuan yang tidak
positif dari dalam diri kita sendiri. Maka dari karena itu apabila kita
melakukan suatu kejadian atau perbuatan harus di usahakan sebisa mungkin
menjalankannya dengan baik.
Kegelisahan di dalam
bahasa sekarang disebut dengan galau. Galau ini banyak contoh kasusnya, seperti
masalah cinta, pekerjaan, keluarga, dan lainnya. Manusia yang merasa gelisah
seringkali tidak dapat menjalankan pekerjaan dengan baik karena selalu merasa tidak
tenang dalam hidupnya.Bahkan orang tersebut tidak memiliki dasar dalam
melakukan suatu kegiatan.Semua itu di sebabkan oleh karena manusia mempunyai
hati dan perasaan yang takut akan kehilangan nama baik dsb.Bentuk kegelisahan
bisa bermacam-macam,misalnya merasa terasing,kesepian dan ketidakpastian akan
suatu masalah.
10.2 Sebab-sebab orang gelisah
Bukan merupakan sebuah kepastian
bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode
pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul
dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan
berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir
hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara lain:
10.2.1 Dari Dalam
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1.
Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya
merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam
mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam
penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri
adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri,
dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia
tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Ya perhatian
yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam
diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan
kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan
demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat
shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai
akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya,
dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul
dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan
yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita
cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat
benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya,
seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai
pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was
bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari
perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari
dampak negatifnya.
3. Gejolak
hati
Terkadang was-was muncul dalam
keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang
spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan
dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali
hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak
kecil mengotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran
takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali.
Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya
pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa
pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenernya merupakan sejenis
kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan
mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah
satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang
takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang
sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan
tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain,
sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya
keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya
kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa
yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu
taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga
kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang
dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding
dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam
bentuk perasaan lemah.
10.2.2 Kemasyarakatan
Terkadang, dalam beberapa keadaan,
was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat melihat sebagian
gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang
lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan dimana anak-anak
mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti perilaku orang lain
dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah serta berteman dengan segala
penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadinya kontradiksi yang
dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebut dari satu orang
kepada orang lain.
10.3 Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
Cara yang digunakan dalam
mengatasi kegelisahan:
· Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita
menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu
terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
· Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita
dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari
jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan
mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam
jiwa kita.
· Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh
sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari
perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha
Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya
10.4 Keterasingan
Keterasingan di sebabkan oleh perilaku seseorang yang sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan,akibatnya perilaki orang tersebut tidak
dapat di terima atau tidak dapat di benarkan oleh masyarakat yang ada di
lingkungannya misalnya; sombong.Kesepian berarti merasa sunyi,tidak
berteman.Kesepian memiliki hubungan dengan keterasingan hanya kebalikannya
yaitu orang yang frustasi sehingga bersikap rendah diri dan menjauhi pergaulan
ramai.Sedangkan ketidakpastian adalah perasaan tidak menentu,tidak dapat
ditentukan,tanpa arah yang jelas misalnya;ketidakpastian tentang lulus tidaknya
menjadi seorang sarjana.
10.5 Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang,
tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak
pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal
sepi. Contoh :
1. Setelah anaknya yang telah menikah
itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa kesepian.
2. Setelah tembakan gencar itu
berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru
mobil pun tak kedengaran.
3. Karena pak Parman dan ibu Parman
kurang bergaul, ditambah keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan
anaknya sepi, tamu kurang sekali.
Setiap orang pernah mengalami
kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar
perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
10.6 Ketidak Pastian
Ketidakpastian berasal dari kata
tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang
dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat
pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan
oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran.
Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang
hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah
mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis
kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak
ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab sebab ketidakpastian
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental
menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi : Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya
pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal
yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita.
Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia. Contoh
:Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir olehnya ada kswan
yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin menjadi-jadi, apalagi setelah
ia mengalami kerugian.
2. Phobie : Phobie adalah rasa ketakutan yang
tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian,
tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut terhadap
tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki.
Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi : Kompulasi ialah adanya keraguan yang sangat mengenai
apa yang telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk
selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh
:Keinginannya mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak
bermanfaat baginya, dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria : Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh
tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf,
tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain. Contoh
: Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari melihat pacarnya
berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu
berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia beteriak histeris.
5. Delusi : Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena
berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar
kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam,
yaitu :
a. Delusi persekusi : menganggap adanya
keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
b. Delusi keagungan : menganggap
dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini biasanya gila hormat dan
menganggap orang di sekitarnya tidak penting. Akibatnya, semua orang
menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
c. Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah,
hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama
delirium tremens., hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai
lagi. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan
mengingat sesuatu yang belum pernah dialami..
6. Halusinasi : Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti
para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan
sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat
dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita
(penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan
rangsangan khayalan sendiri). Contoh :Atang memang seorang peminum. Bila
sedang marah, ia makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara)
tidak menentu.
10.7 Usaha-usaha mengatasi Ketidak Pastian
1.
Fokus pada yang bias diatur
Kenali
hal-hal yang benar-benar tak bisa Anda atur atau kendalikan. Artinya Anda harus
secara aktif melepaskan yang tak bisa Anda atur. Kita sering bertemu dengan
orang yang berpikir jika mereka terus memikirkannya, pemikiran mereka mungkin
akan membantu mereka mengubah situasi. Harapan yang agak berlebihan. Katakan
kepada diri sendiri, mencemaskan situasi itu tak akan mengubahnya. Serahkan
semuanya kepada Tuhan karena Dia Maha Besar dan bisa melakukan hal-hal yang tak
bisa kita lakukan.
2.
Siapkan diri dan rencanakan
Bertindak di mana Anda
bisa bertindak. Semakin aktif Anda menyiapkan diri, Anda akan merasa semakin
baik tentang situasi itu. Brainstorm kemungkinan-kemungkinan dan jangan hanya
berpikir tentang bertindak. Lakukan apa yang bisa Anda lakukan sekarang. Buat
rencana yang bisa Anda buat. Menyiapkan diri menghadapi yang terburuk punya
manfaat, jika benar-benar terjadi yang terburuk, Anda sudah menyiapkan diri
untuk menghadapinya.
3.
Evaluasi Hidup
Hidup pada zaman dengan
ketidakpastian besar memberi kita kesempatan untuk menilai diri sendiri.
Menilai hidup itu tidak buruk sejauh tidak memindahkan Anda ke peran korban, di
mana Anda melihat diri sendiri sebagai korban situasi. Menerima peran korban
membuat kita melepaskan kekuatan. Lebih baik gunakan saat ini untuk evaluasi
ulang untuk membuat keputusan-keputusan positif untuk diri sendiri dan keluarga
Anda. Mungkin dengan prioritas ulang beberapa aspek dalam hidup Anda.
BAB 11
Manusia dan Harapan
11.1 Pengertian Harapan
Setiap manusia
mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam bidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut
tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda,
biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai
harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang
itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan” Berhasil atau tidaknya
suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya
Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada
usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana
Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan harus
berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu
berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal
dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga
harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi, Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan.
Dari kedua contoh itu
terlihat, apa yang diharapkan Budi dan Hadir
ialah teljadinya buah keinginan. karena itu
mereka bekerja keras. Budi belajar tanpa
mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenallelah.
Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang
diharapkan. Jadi untuk mewujudkan
harapan itu harus disertai dengan usaha yang
sesuai dengan apa yang diharapkan BHa
dibandingkan dengan cita-cita , maka
harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan
eita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
11.2 Apa sebab manusia mempunyai harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah
mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu
pergaulan hidup. yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat
lainnya. Tidak ada satu manusiapun
yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah
manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani
maupun mental! spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang
hidup bergaul dengan manusia lain. yakni dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Ø Dorongan kodrat
Kodrat ialah keadaan atau pembawaan
alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak
manusia itu diciptakan oleh Tuhan.Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan
dan scbagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai
keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira
dan sebagainya. Seperti halnya orang
yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga
mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak.
Apabila penonton tidak tertawa, harapan
kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat
pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena
binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati.
Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang.
walau bagaimanapun juga besar sekali
perbedaannya. Perbedaan antara kedua
mahluk itu, ialah bahwa manusia
memiliki budi dan kehendak, Budi
ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak
dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus
mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan
budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat
memilih.
Dalam diri manusia
masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat
pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan
kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Ø Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai
bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup
itu pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan jasmaniah misalnya : makan, minum.
pakaian, rumah. (sandang, pangan. dan papan).
ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan
itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan. kemampuan manusia sangat
terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun
kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham
Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau
kebutuhan manusia itu ialah :
a) Kelangsungan
hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia
membutuhkan sandang, pangan dan papan(tempat tinggal).
Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak
bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di
bumi menangis; ia telah mengharapkan
diberi makan/ minum. Kebutuhan akan makan/minum
ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup
manusia
Sandang, semula hanya berupa
perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya
dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan
hidupnya, sandang tidak hanya sebagai
perlindungan kemanan, tetapi lebih cendenmg
kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud adalah
tempat tinggal atau rumah. Rumah
kebutuhan primer manusia, karena rumah itu
sebagai tempat berlindung, dari panas, gelap, dan
sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan,
sandang, dan papan itu, maka manusia sejak
kecil telah mulai belajar. Dengan
pengetahuan yang tinggi harapan
memperolleh pangan, sandang, dan papan yang layak
akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan
harapan apa yang diinginkan : pangan,
sandang dan papan yang layak terpenuhi.
b) Keamanan
( safety)
Setiap orang
membutuhkan keamanan.Sejak seorang anak lahir ia telah
membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu
pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak
menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh
ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi.
Rasa aman tidak harus diwujudkan
dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.
Dalam hal ini agama sering merupakan cara
memperoleh kemanan moril bagi
pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya,
keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah
memberikan keamanan yang diharapkan.
c) Hak
dan kewajiban mencintai dan dicintai
(beloving and love)
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan
manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang
anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny
masih keeil saja, semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak itu telah
tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa,
maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk
dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja banyak
mengkhayal. Ia telah sadar akankeberadaannya.Pada usia itu, biasanya
terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja
mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan
alamnya.
d) Diakui
lingkungan (status)
Setiap
manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu
“untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini
dilahirkan”, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa
setiap manusia yang lahir di bwni ini tentu akan bertanya tentang
statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam
masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status
orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada
status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah
lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun
masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat
jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya
manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang
menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga
diri, dan sebagainya
e)
Perwujudan cita-cita
(self actualization)
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai
dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar
itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima
atau diakui kehebatannya.
11.3
Pengertian Do’a
DOA (DU’A) adalah memohon atau meminta pertolongan
kepada Allah SWT. Akan tetapi bukan berarti hanya orang-orang yang sedang
ditimpa musibah saja yang layak memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan
tidak kekurangan suatu apa pun, sebagai manusia, kiranya kita layak berdoa.
Setidaknya berdoalah memohon perkenan Allah SWT untuk mengampuni segala
dosa-dosa, baik yang kita segaja maupun tidak. Juga meminta tetap diberi
kekuatan iman dan kesehatan agar dapat melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu
memohon perlindungan-Nya dari gangguan setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya
tidak terjerembab dalam jurang maksiat.
Apalagi jika kita sadari bahwa situasi dan kondisi yang kita
hadapi sehari-hari berputar bagai roda pedati. Mungkin saja hari ini kita bisa
beribadah dengan baik dan ikhlas, namun siapa tahu hari- hari berikutnya kita
didera rasa malas? Boleh jadi hari ini kita begitu bahagia, tetapi siapa tahu
nasib kita pada esok atau lusa menjadi sebaliknya? Karena itulah dalam keadaan
sebaik apa pun kita tetap perlu berdoa. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Tiada
sesuatu yang paling mulia dalam -pandangan Allah, selain dari berdoa
kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang." (HR. Al-Hakim).
Tentu saja dalam berdoa jangan memohon sesuatu yang menurut
kita baik, padahal sesungguhnya buruk. Suatu misal karena sudah lama menderita
sakit parah, karena merasa selalu tersiksa lalu kita memohon kematian. Bukankah
seharusnya kita memohon kesembuhan. Nabi saw. juga melarang kita memohon
mati. Abu Huroiroh ra. mengutarakan, Muhammad Rosulullah saw. bersabda, ’’Sekali-kali
janganlah kalian meminta mati. Jangan pula mendoakannya sebelum mati itu
datang sendiri. Sebab jika kamu telah mati, maka berhentilah kalian beramal.
Sesungguhnya bertambah panjang umur seorang mukmin, bertambah pula kebaikan
yang dapat diperbuatnya". (HR. Muslim)
Allah SWT juga berjanji untuk
mengabulkan doa para hamba- Nya. Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah
kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu." (QS. 40/Al-
Mukmin: 60) "Dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan serta menambah (pahala) kepada mereka dari
karunia-Nya. (QS. 42/Asy- Syuro: 26)
11.4
Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan
seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan
padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang
didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
11.5
Kepercayaan dan usaha untuk meningkatkannya
1. Selalu
berpikir Positif.
Dengan
berpikir positif disini anda kita dapat memikirkan sesuatu dengan perasaan baik
dan bias meningkatkan kepercayaan diri karena dengan positive thinking kita
selalu berprasangka baik terhadap diri kita sendiri.
2. Kenali
diri anda dan sesuaikan diri dengan lingkungan.
Dengan
mengenali diri sendiri anda mengetahui bagaimana kekurangan dan kelebihan pada
anda sendiri dan jadikan itu semua sebagai bagian dari diri anda yang harus
diterima. Srhingga anda dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
3. Terimalah
segala kekurangan anda dan jangan jadikan itu penghalang untuk maju.
Setiap manusia pasti punya kekurangan dan kelebihan
tinggal bagaimana kita menerima itu semua sebagai bagian dari diri kita yang
harus disyukuri. Justru dengan kekurangan itu jangan jadikan sebagai penghalang
untuk maju. Orang maju tidak jadikan kekurangan sebagai penghalang.
4. Yakinlah
dengan kemampuan yang anda punya.
Dengan
kita yakin terhadap kemampuan kita sendiri maka kita akan percaya diri bahwa
setiap usaha itu akanb bernilai dan kita juga punya nilai lebih dengan segala
usaha yang kita punya. Percaya diri lah dan yakin terhadap kemampuan sendiri
itu lebih baik.
5. Perbanyaklah
teman dan saling berbagi cerita, informasi dan ilmu.
Dengan kita punya banyak teman kita akan lebih percaya
diri karena teman itu bias kita jadikan tempat berbagi cerita, informasi dan
ilmu. Sehingga kita bertanya tentang hal yang tidak ketahui kita bias berbagi
sesutau sehingga kita dapat lebih percaya diri.
6. Rapihkan
penampilan dan jaga tutur kata juga perilaku.
Dengan penampilan yang rapih akan mencerminkan bahwa
anda layak dihargai karena anda menghargai diri sendiri dengan penampilan anda
yang enak dipandang. Selai penampilan anda juga harus menjaga tutur kata dan
perilaku agar anda disukai dan dihargai orang lain. Sehingga kepercayaan diri itu
akan tumbuh dengan sendirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment