Kepribadian Dalam Dunia Maya / Online Personality
Kepribadian Dalam Media Sosial yang Berbeda dengan
Kehidupan Nyata
Apakah
teman-teman pernah menemukan seseorang yang memiliki dua kepribadian yang
berbeda saat dia berada di dunia nyata dan dunia maya (media sosial)? Misalnya,
di media sosial kita melihatnya sangat aktif, cerewet, terbuka, bahkan berani
memberikan komentar buruk tentang suatu hal. Namun, di dunia nyata, kita
mengenalnya sebagai orang yang peendiam, pemalu dan tertutup. Tidak hanya itu,
ada juga yang terlihat baik, ramah, dan sopan di media sosial serta sering
mendapatkan pujian dari orang lain. Namun, di dunia nyata dia memiliki karakter
yang sangat berbeda, yaitu kasar, sombong dan lainnya.
Ternyata fenomena seperti ini disebut dengan disinhibition effect. Disinhibition effect merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan perilaku, pikiran, dan perasaannya di dunia maya. Hal ini bisa terjadi karena media sosial memberikan mereka kesempatan untuk:
Ternyata fenomena seperti ini disebut dengan disinhibition effect. Disinhibition effect merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan perilaku, pikiran, dan perasaannya di dunia maya. Hal ini bisa terjadi karena media sosial memberikan mereka kesempatan untuk:
1.
Menjadi Orang Lain
Dalam dunia maya atau media sosial, seseorang bisa
menyembunyikan kepribadian aslinya. Mereka sengaja menciptakan karakter atau
sosok baru agar tidak dikenali oleh orang-orang yang ditemuinya di dunia nyata.
Tujuannya, agar mereka bisa berbuat, berkomentar, serta merasa bebas tanpa
takut diserang oleh teman-teman yang dia kenal.
2.
Mudah Melarikaan Diri
Mereka yang karakternya berbeda di media sosial, kebanyakan
adalah orang-orang yang mudah menhindar atau melarikan diri dari masalah yang
dialaminya. Misalnya saja, ketika mereka bersosialisasi di dunia maya, fitur chat offline atau online sangat mudah diatur. Bahkan akun media sosial bisa kita non
aktifkan dengan mudahnya untuk menghindari permasalahan yang mungkin terjadi. Inilah
sebabnya mengapa beberapa orang di media sosial gampang sekali untuk
berkomentar kasar atau menipu orang lain, karena sewaktu-waktu bisa menghilang
dan menghindar dari orang lain yang ada di dunia maya.
3.
Menunjukkan Keberadaan
Diri
Dalam dunia nyata, mungkin seseorang merasa tidak percaya
diri dan sering dikucilkan. Lalu saat mereka menemukan media sosial, mereka
sangat senang. Media sosial dianggap menjadi ruang atau tempat untuk
menunjukkan keberadaan diri, agar orang lain yang ada di dunia maya menganggap
mereka ada dan merasa dihargai. Biasanya mereka mengunggah kararkter dirinya
menjadi seseorang yang baik, keren, dan berbeda dari kenyataanya. Mereka pun
bebas berekspresi di dunia maya serta bisa mendapatkan pujian atau like
sebanyak-banyaknya dari orang lain. Akhirnya dunia maya membuat mereka percaya
diri, sementara di dunia ntara mereka tidak dianggap ada.
Karakter lainnya yang lekat dengan
fenomena adalah adanya kecenderungan untuk membuka diri ekstrim di dunia maya
tetapi tidak di dunia nyata (self-disclosure).
Selain itu, adanya pengungkapan emosi yang berlebihan dalam dunia maya tetapi
tidak pula dilakukan pada kehidupan nyatanya (self revelation).
Mengapa bisa terjadi hal-hal yang
demikian? Apa sebabnya yang membuat orang-orang banyak menjadi ‘berbeda’. Hal ini
kemudian menarik perhatian Suller, seorang ahli psikologi internet. Ia menyoroti
enam alasan mengapa seseorang memperluas ekspresi emosi ketika sedang online:
1.
Anonimitas
Benar, internet memberikan kesempatan untuk menjadi
seseorang yang anonym alias tidak
bernama. Anonimitas disini bukan berarti ia tidak memiliki nama dalam akun
media sosial yang ia buat, tetapi sekalipun akun seseorang tersebut bernama
namun ia mempunyai kesempatan untuk menjadi orang yang tidak dikenal. Bisa saja
nama akunnya akan berbeda dengan nama asli di kehidupan sehari-harinya. Anonimitas
yang disuguhkan di dunia maya membuat orang lebih mudah menjadi seseorang yang
berbeda. Kesempatan inilah yang secara psikologis mendorong orang untuk menjadi
orang lain.
2.
Tidak Terlihat
Selain kita bisa menjadi seseorang yang anonimus, di
internet kita juga tidak perlu khawatir tentang bagaimana diri kita mengobrol
secara online dengan orang lain. Sebab, dunia maya memberi kesempatan kepada
kita untuk ‘tidak terlihat’ Anonimitas bisa jadi terlihat namun tidak diketahui
siapa dan fitur internet tidak terlihat ini memberi celah lebih kepada
seseorang untuk berperan menjadi orang lain kepribadian yang berbeda. Apalagi,
dengan berbagai fitur internet yang mendukung. Contohnya anda pasti familiar
dengan fitur incognito alias fitur tidak terlihat pada perangkat pencari (search
engine) Google Anda. Hal ini juga dapat menyebabkan orang berani
melakukan apa yang tidak berani ia lakukan di dunia nyata
3.
Asinkronisasi
Kemudian, fitur internet yang asinkron bermakna bahwa
fitur internet bersifat tidak selalu terhubung. Contohnya adalah saat kita
dapat mematikan internet kapan saja saat kita ingin (misal saat kita tidak
ingin diganggu), padahal jika di kehidupan nyata kita tidak bisa lari begitu saja
dari apa yang tidak kita sukai dan kebanyakan kita harus tetap menghadapinya.
Selain contoh diatas, dapat pula fenomena dimana kita dapat langsung keluar
dari chat atau grup yang kita tidak sukai pembicaraannya, sementara hal itu
jarang bisa dilakukan saat bercakap-cakap secara langsung. Misal lainnya, jika
kita ditegur melalui internet tinggal hapus saja atau blokir orang yang
mengusik kenyamanan kita di dunia maya. Hal inilah yang disebut asinkron.
Karena waktu dan tempat tidak selalu tersinkronisasi secara kontinyu
sebagaimana di kehidupan nyata. Kita bisa lari kapan saja, dan memutuskan waktu
kapan saja. Sehingga efeknya adalah terjadi banyak emotional hit and
run (tabrak lari) yaitu setelah seseorang melakukan sesuatu di dunia
ia kemudian meninggalkannya begitu saya.
4.
Minimnya Tingkat
Status dan Otoritas
Dalam dunia maya, status sosial dan otoritas terlihat
sama. Tidak peduli apakah Anda seorang manajer perusahaan terkenal atau Anda
hanya seorang murid SMP. Dalam internet semua berhak berbicara yang hal itu
akan sangat sulit ditemui dalam dunia nyata. Apalagi jika dikombinasikan dengan
berbagai faktor diatas, banyak orang yang dengan mudah saling berkomentar satu
sama lain, jika kemudian terjadi konflik ia tinggal mengganti akunnya atau
memblokir orang yang tidak ia sukai. Faktor ini pula yang membuat seseorang
dapat berbeda saat di dunia maya dan di dunia nyata. Tapi, tidak semua fitur
internet yang cenderung membuat orang berbeda itu buruk. Fitur internet yang
bersifat anonym, tidak terlihat dan minim akan status dan otoritas dapat
bermanfaat pula bagi banyak orang jika digunakan secara tepat. Sebut saja,
dengan fitur anonym dan tidak terlihat, orang dengan masalah psikologis yang
berat dan terlihat memalukan di masyarakat dapat mulai melihat hal itu sebagai
kesempatan untuk berkonsultasi tanpa harus malu dengan masyarakat.
Kesempatan yang sama di internet membuat siapapun dapat berbicara, menyuarakan pendapat-pendapatnya secara lebih mudah. Misalnya, seorang satpam di sebuag perusahaan secara struktural sangat susah bertemu dengan atasannya. tetapi melalui internet ia lebih mudah menyapa dan menyuarakan pendapatnya.
Jadi, dengan memahami fenomena tersebut mari menjadi orang yang lebih bijak dalam menggunakan internet.
Kesempatan yang sama di internet membuat siapapun dapat berbicara, menyuarakan pendapat-pendapatnya secara lebih mudah. Misalnya, seorang satpam di sebuag perusahaan secara struktural sangat susah bertemu dengan atasannya. tetapi melalui internet ia lebih mudah menyapa dan menyuarakan pendapatnya.
Jadi, dengan memahami fenomena tersebut mari menjadi orang yang lebih bijak dalam menggunakan internet.
Contoh Kasus Berkarakter yang Berbeda
Dalam Dunia Maya dengan Kehidupan Nyata
Nasib nahas dialami oleh RD (20), warga Dusun I, Kecamatan Sekayu, Muba setelah berkenalan dengan Pelaku D (32), Warga Desa, Kecamatan lain, di Facebook. Pelaku diketahui berkenalan dengan korban lewat akun palsu. pertemanan antara pelaku dan korban pun semakin intensif selama kurang lebih satu bulan. Hingga pada akhirnya pelaku mengajak korban bertemu pada Selasa, 3 Januari 2017. Pelaku menjemput korban menggunakan kendaraan angkutan umum. Saat menjemput, pelaku mengaku sebagai temannya dari akun palsu yang di buat pelaku untuk mengajak korban jalan-jalan.
Pelaku kemudian menyewa kamar di suatu penginapan. Di tempat itu, pelaku melakukan penyekapan. Karena takut dan dibawah ancaman senjata api, korban pasrah disetubuhi oleh pelaku. Polisi menggrebek pelaku di tempat penginapan sehari kemudian, setelah mereka mendapatkan laporan mengenai adanya korban penculikan pada 4 Januari 2017.
Pelaku kemudian menyewa kamar di suatu penginapan. Di tempat itu, pelaku melakukan penyekapan. Karena takut dan dibawah ancaman senjata api, korban pasrah disetubuhi oleh pelaku. Polisi menggrebek pelaku di tempat penginapan sehari kemudian, setelah mereka mendapatkan laporan mengenai adanya korban penculikan pada 4 Januari 2017.
Daftar Pustaka
Id, B. (2017, 20 Des). Disinhibiton
effect, membuat pengguna media sosial memiliki kepribadian berbeda.
Diperoleh 2 Maret 2018, dari http://bobo.grid.id/index.php/Info-Bobo/Serba-Serbi/Disinhibition-Effect-Membuat-Pengguna-Media-Sosial-Memiliki-Kepribadian-Berbeda?page=all
Psikologi, P. (2016, 11 Nov). Hati-hati
berkepribadian ganda di dunia maya. Diperoleh 2 Maret 2018, dari https://pijarpsikologi.org/hati-hati-berkepribadian-ganda-di-dunia-maya/
Tjandra, A. (2017, 30 Des). Lima kasus penculikan 2017 yang berawal dari
facebook. Diperoleh 10 April 2018, dari https://kriminologi.id/hard-news/umum/lima-kasus-penculikan-2017-yang-berawal-dari-facebook
Comments
Post a Comment